Pulau Kumala, Terpuruk Kalau Kurang Mahir Kelola

Indonesia harus diakui merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam dan potensi wisata. Indonesia memiliki sejuta potensi yang dapat “dijual”. Terkadang rasa iri menyelinap di hati ketika berkunjung ke negara lain. Destinasi wisata yang secuil pun dapat dikelola dan laku sebagai objek wisata. Objek wisata yang “tidak ada apa-apanya” dibandingkan dengan yang dipunya Indonesia, dapat dikemas, dipercantik, dipromosikan, dan dikelola dengan sangat baik. Sangat disayangkan, Indonesia yang memiliki potensi yang jauh lebih besar dan banyak, namun tidak dapat mengemas, mempercantik, dan mengelolanya dengan baik.

Gambar

Tempat Penyeberangan ke Pulau Kumala.
Sumber Foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Gerbang Masuk Pulau Kumala.
Sumber Foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Selamat Datang Odah Rekreasi Kumala Fantasy Island.
Sumber Foto: dokumentasi pribadi

Itu pula yang dirasakan ketika berkesempatan melakukan kunjungan ke Pulau Kumala di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Sebenarnya yang dimaksud Pulau Kumala bukanlah Pulau yang sesungguhnya. Pulau Kumala merupakan delta yang terletak di tengah Sungai Mahakam, di sebelah Barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Tenggarong berjarak sekitar 27 km dari Kota Samarinda dan dapat ditempuh melalui jalan darat atau dengan menyeberang menggunakan kapal very. Jika dari Balikpapan, dapat ditempuh dengan perjalanan darat 3-4 jam. Untuk mencapai Pulau Kumala, ada beberapa perahu tertambat yang akan mengantarkan kita di Pulau Kumala. Cukup murah, hanya perlu merogoh kocek Rp. 6.000,- saja per orang.

Sebelum peristiwa runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara tanggal 26 November 2011, dapat pula dicapai dengan melintas jembatan. Sayang jembatan tersebut hingga sekarang masih dalam taraf perbaikan. Yang tersisa hanya kedua bagian ujungnya saja.

Kabupaten Kutai Kartanegara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang kaya akan sumber daya alam terutama sektor pertambangan. Bahkan merupakan Kabupaten yang memiliki PDRB terbesar di Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan data BPS (2010), sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 83,84% PDRB Kutai Kartanegara. Sangat mendominasi. Bagaimanapun, sektor pertambangan ada batasnya.

Terlepas dari kasus Bandara yang menjerat dan menjebloskannya ke Hotel Prodeo, Bupati Kutai Kartanegara waktu itu, Syaukani HR. memiliki visi dan misi yang lumayan bagus. Beliau berkeinginan untuk mengembangkan potensi sektor lainnya selain pertambangan, di antaranya pariwisata. Beliau ingin mengembangkan sebuah kawasan wisata terpadu di Pulau Kumala. Syaukani memiliki angan untuk menjadikan Pulau Kumala seperti dunia fantasi Ancol. Bedanya, jika Dunia Fantasi berada di tepi pantai, Pulau Kumala memiliki keistimewaan berada di tengah Sungai Mahakam.

Gambar

Kolam renang di Pulau Kumala, melengkapi cottage yang ada. Sayang tidak terawat dengan baik
Sumber Foto : dokumentasi pribadi

Gambar

Cottage yang ada di Pulau Kumala, berupa rumah adat.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Prasarana yang tidak terawat, terbengkalai.
Sumber Foto: dokumentasi pribadi

Awalnya, Pulau Kumala berupa lahan tidur dan semak belukar yang dibangun menjadi kawasan wisata di tahun 2000. Dulunya pulau kosong yang selalu tenggelam kala Sungai Mahakam meluap naik. Akhirnya dilakukan reklamasi hingga memiliki luas 81 Ha. dan dijadikan taman rekreasi yang memadukan wisata modern  tanpa meninggalkan unsur budaya tradisional. Saat ini, di area wisata Pulau Kumala, masih terlihat jejak-jejaknya. Sebagian areanya dilengkapi dengan beragam wahana wisata modern seperti  sky tower untuk menikmati keindahan alam dari udara, jalur rel kereta api mini, kereta gantung yang melintasi sungai mahakam, dan berbagai wahana lainnya. Tak ketinggalan di area wisata ini juga dibangun Resort lengkap dengan fasilitas kolam renang dan cottage-cottage untuk beristirahat. Bangunan cottage masih kental dengan bentuk tradisional. Berupa lamin mancong (rumah panjang, rumah adat Suku Dayak), lamin beyog, lamin wahau, dan lainnya. Sayang seribu sayang, kondisinya sekarang jauh dari kata terawat. Menyedihkan.

Gambar

Patung Lembuswana, gagah menjaga pulau.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Patung Lembuswana.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Tangga masuk menuju Pura di Pulau Kumala.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Patung lembu swana di area pura.
Sumber Foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Patung lembuswana : tidak akan menggigit

Gambar

Detil pahatan lembu penghangat.
Sumber Foto : dokumentasi pribadi

Gambar

Detil pahatan di Pura yang ada di Pulau Kumala.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Terdapat pula patung lembuswana yang berdiri gagah seolah menjaga Pulau Kumala. Lembuswana merupakan simbol Kerajaan Kutai Kartanegara, penguasa Sungai Mahakam. Bentuknya aneh. Memiliki belalai tapi bukan gajah karena tidak memiliki telinga yang lebar. Bertaring seperti harimau dan bertaji seperti ayam. Patung lembuswana berwarna keemasan. Leluhur warga Kutai Kartanegara percaya bahwa Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman yang bertahta sebagai Raja Kutai sekitar 1.500 tahun yang lalu. Terlihat pula pura yang memiliki pahatan seperti layaknya di  Bali.

Pulau Kumala sekarang sangat sepi pengunjung, bak kawasan yang terlupakan. Wahana-wahana yang telah terbangun terbengkalai. Mobil-mobil yang biasanya digunakan pengunjung untuk berkeliling kawasan hanya tersisa satu. Padahal dulu tak kurang 10 mobil yang beroperasi. Sky Tower yang dibuat dengan dana yang tidak sedikit, tidak lagi beroperasi. Alat-alatnya pun mengalami kerusakan. Arena permainan Go-car dan miniatur  Formula One sudah tidak difungsikan. Tidak ada petugas yang berjaga di sana. Karena lama tidak difungsikan, mobil-mobilnya menjadi rusak. Menurut petugas di sana, para karyawan sebagian besar sudah tidak dipekerjakan lagi. Pihak pengelola tidak mampu membayar gaji para karyawan. Saat ini, pengelolaan Pulau Kumala kembali berada di Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara setelah sebelumnya berada di tangan El-John.

Gambar

Patung putri menaiki lembuswana.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Gambar

Patung naga yang tengah direnovasi dan dicat ulang

Gambar

Seorang pekerja tengah mengecat patung ular naga.
Sumber foto: dokumentasi pribadi

Secercah harapan menyeruak muncul ke permukaan. Asa kembali terbentuk. Bupati Kutai Kartanegara saat ini, Bu Rita Widyasari yang merupakan putri dari Bupati terdahulu, Syaukani HR., tengah berupaya untuk menghidupkan kembali kawasan wisata Pulau Kumala. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tengah kembali berbenah, memperbaiki berbagai fasilitas yang ada di Pulau Kumala. Rencananya akan dibangun pula prasarana infrastruktur pendukungnya, antara lain berupa pembangunan jembatan Pulau Kumala dengan lebar 2,5 meter dan panjang kurang lebih 300 meter. Dilakukan penambahan 2 unit kapal yang nantinya digunakan pengunjung untuk berkeliling menikmati pemandangan Sungai Mahakam di sekitar Pulau Kumala. Akan dibangun arena waterboom. Di tahun yang akan datang, pengelolaan Pulau Kumala akan diserahkan ke pihak swasta melalui proses lelang. Proses lelang akan dilakukan setelah pembenahan selesai. Terlihat pembenahan tengah dilakukan, seperti pembersihan lahan dan pengecatan berbagai objek/wahana. Tersiar pula kabar dari karyawan di Pulau Kumala bahwa di tahun depan Pulau Kumala akan dikelola oleh Ancol. Jika mau diserahkan ke Ancol, mengapa harus menggelontorkan dana hingga Rp. 40 miliar untuk pembangunan waterboom  dari dana APBD Kabupaten? Semoga Pulau Kumala bukanlah kepanjangan dari terPUruk KaLAU KUrang MAhir KeloLA. Salam. (Del)

Leave a comment