Pidato SBY: Tidak Satupun tentang Peternakan

Gambar

Presiden menyampaikan pidato kenegaraan, 16 Agustus 2013
Sumber Foto: http://media.viva.co.id

Presiden SBY usai menyampaikan pidato kenegaraannya di depan dewan yang katanya terhormat hari ini, 16 Agustus 2013. Ada 2 pidato yang disampaikan. Yang pertama, yaitu pidato untuk menyambut HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI. Yang kedua adalah pidato penyampaian keterangan Pemerintah atas RUU APBN 2014 beserta nota keuangannya.

Saatnya untuk sedikit menyimak isi pidato yang disampaikan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pidato Presiden selalu didominasi oleh paparan tentang keberhasilan-keberhasilan dan pencapaian-pencapaian yang menurutnya telah diraih. Presiden mengemukakan berbagai hal mulai dari ekonomi, toleransi, reformasi demokrasi, pemilu yang akan datang, juga tentang masalah yang sedang dihadapi negara lain, hingga perannya di kancah internasional.

Presiden juga menyampaikan empat hal penting yang perlu dicermati, yaitu kemampuan mengelola ekonomi, kerukunan dan toleransi, pemilu 2014, serta kedaulatan dan keutuhan NKRI. Tidak satupun yang menyentuh tentang peternakan. Tidak ada pernyataan tentang kebijakan atau strategi yang akan dilakukan untuk peternakan. Tidak satu kalimatpun yang menyinggung tentang tergopoh-gopohnya negeri ini dalam menghadapi persoalan melonjaknya harga daging sapi potong dan beragam upaya instan yang dilakukan. Mungkin karena beberapa hari terakhir ini harga daging sapi potong telah turun, walaupun itu karena tindakan yang hanya bersifat tanggap darurat saja. Belum solusi jangka panjang. Seperti biasa, dianggap bahwa dengan mulai turunnya harga, persoalan seakan dianggap selesai. Lalu dilupakan.

Masih sedikit terhibur ketika menyimak pidato yang kedua. Di sana masih banyak menyinggung tentang ketahanan pangan, tentang upaya-upaya untuk menjaga ketahanan pangan. Namun itu masih seputar lahan pertanian pangan. Tetap tidak ada satupun yang menyinggung tentang upaya untuk mendorong swasembada daging yang sebelumnya didengung-dengungkan.

Dalam pidato yang kedua disebutkan anggaran untuk Kementerian Pertanian sebesar Rp. 15,5 triliun. Sebagai informasi, yang bertanggung jawab terhadap peternakan ada di Dirjen Peternakan di bawah naungan Kementerian Pertanian. Tetap sangat jauh jika dibandingkan dengan anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan Keamanan yang mencapai Rp. 83,4 triliun. Dalam RAPBN tahun 2014, Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi paling tinggi, bahkan di atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya Rp. 82,7 triliun dan Kementerian Pekerjaan Umum yang Rp. 74,9 triliun.  Sepertinya tahun 2014 nanti, Pemerintah berkehendak untuk memprioritaskan bidang pertahanan, terutama modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Masih belum lekang dari ingatan ketika harga daging sapi tidak kunjung turun, SBY marah. SBY marah, semua sibuk. Jajaran menteri dan pejabat-pejabat di bawahnya seakan berlomba untuk mengambil inisiatif, melakukan tindakan dan kebijakan, demi memuaskan sang bos.

Harga daging sapi potong di pasaran memang sudah berangsur turun. Namun itu lebih disebabkan digelontorkannya keran impor. Itu hanya solusi sesaat, solusi jangka pendek, bukan solusi jangka panjang. Padahal Pemerintah telah mematok target swasembada daging pada tahun 2014. Salah satu solusi jangka panjang nya adalah memacu produksi daging sapi dalam negeri, supaya tidak selalu bergantung pada sapi impor, tidak terbeban penyelewengan kuota, dan tidak terganjal mahalnya harga sapi. Solusi jangka panjang membutuhkan keseriusan dan pengeroyokan para pihak dalam penanganannya.

Potensi peternakan di Indonesia sangat menjanjikan.  Misalnya Sumba Timur. Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain alamnya yang indah, Sumba Timur menyimpan potensi besar. Potensi yang belum tergarap serius, belum tersentuh sempurna. Salah satunya adalah potensi peternakan sapi. Potensi peternakan sapi di Sumba Timur sangat besar.  Baca artikel saya lainnya tentang Sumba Timur di sini. Bahkan Presiden sendiri telah berkunjung dan berkehendak untuk mendorong peternakan di Sumba Timur.

Pidato presiden sepertinya telah melupakan beragam persoalan terkait dengan peternakan. Melupakan keseriusan penanganan carut marut dunia peternakan. Jangan sampai Presiden lupa kunjungannya sendiri ke Sumba Timur. Jangan sampai Pemerintah hanya berhenti pada solusi pembukaan keran impor tanpa upaya mendorong produktivitas peternakan yang ada. Kita hanya berharap Pemerintah mau menseriusi penanganan permasalahan peternakan, khususnya terkait peternakan sapi. Keroyok penanganan segala macam permasalahannya, tuntaskan penanganannya. Supaya kita bisa merdeka dari belenggu ketergantungan impor. Supaya kita terlepas dari mahalnya harga daging sapi impor. Supaya Indonesia juga bisa mengembangkan peternakan sesuai dengan potensinya.

Akhirnya…. DIRGAHAYU INDONESIA… (Del)

Leave a comment